Sunday, August 21, 2011

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROBLEM SOLVING SISWA SMA RSBI PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN


 
Muhammad Fathurrahman*, Anna Permanasari, Wiwi Siswaningsih

Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia

* Email : fathur_rahman_chemboy@yahoo.com


 ABSTRAK

Pengembangan Tes Keterampilan Problem Solving pada Pokok Bahasan Stoikiometri Larutan telah dilakukan untuk mengukur keterampilan problem solving siswa SMA RSBI. Tes yang dikembangkan pada materi stoikiometri larutan ini disusun dalam bentuk tes tertulis tipe uraian terbatas sebanyak sepuluh butir pokok uji. Setiap butir pokok uji terdiri dari satu soal utama dan delapan soal penuntun yang merupakan langkah-langkah pemecahan masalah. Pengembangan tes ini meliputi beberapa tahap utama, yaitu studi literatur (analisis dokumen), pengembangan tes I, uji coba I, pengembangan tes II, serta uji coba II dan wawancara. Tes yang dikembangkan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik dilihat dari validitas teoritis yang tinggi dan reliabilitas tes yang tinggi pula. Sebagian pokok uji pada tes ini memiliki validitas empiris yang tinggi dan sebagian besar pokok uji memiliki tingkat kesukaran yang sedang, serta daya pembeda yang cukup. Sebagian responden memberikan respon yang positif terhadap tes keterampilan problem solving yang dikembangkan, tetapi karena soal-soal seperti ini jarang diberikan oleh guru, maka hampir semua responden lebih menyukai bentuk ulangan yang biasa diberikan dibandingkan dengan tes keterampilan problem solving.

Kata kunci: pengembangan,tes,problem solving

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, siswa bahkan setiap orang selalu dihadapkan kepada berbagai macam masalah. Mulai dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks. Oleh sebab itu, muncul model pembelajaran yang didasarkan pada pemecahan masalah (problem solving). Dalam prakteknya, pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat berpikir dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapinya. Menurut Bloom, kemampuan berpikir merupakan hasil belajar yang termasuk ke dalam aspek kognitif (Firman, 2000). Oleh sebab itu untuk dapat melaporkan hasil belajar dalam pembelajaran problem solving ini diperlukan suatu alat evaluasi yang dapat mengukur kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran problem solving ini sangat baik jika diterapkan dalam pembelajaran kimia. Mengingat dalam mempelajari ilmu kimia, siswa dituntut untuk dapat berpikir memahami konsep-konsep kimia dan menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan kurikulum yang dipakai di Indonesia sekarang ini yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang menjelaskan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran kimia adalah dapat memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Realita saat ini, pengembangan alat evaluasi yang mampu mengukur keterampilan problem solving siswa setelah proses pembelajaran sangat sedikit sekali. Menurut Firman (2000) informasi yang paling sering dikumpulkan oleh guru dalam rangka pengambilan keputusan dan perbaikan proses belajar mengajar, adalah hasil belajar yang bersifat pengetahuan, apa yang telah siswa ketahui atau pahami pada saat pengukuran dilakukan.
Nitko dan Brookhart (2007) menyebutkan berbagai penelitian yang sudah dilakukan mengenai keterampilan problem solving. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Bransford dan Stein pada tahun 1984 mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang diberi nama The IDEAL Problem Solver. IDEAL adalah kependekan dari Identify the problem, Define and represent the problem, Explore possible strategies, Act on the strategies, dan Look back and evaluate the effects of your activities. Selain itu, Cyert (1980) dan Frederiksen (1984) menjelaskan 10 strategi problem solving yang disebut heuristic. Adapula Lane, Parke, dan Moscal pada tahun 1992 telah melakukan penelitian mengenai pengembangan strategi-strategi problem solving pada soal matematika.
Baru-baru ini diketahui bahwa sudah ada beberapa peneliti yang mengembangkan instrumen evaluasi untuk mengukur keterampilan problem solving siswa untuk SMA reguler, seperti yang dilakukan oleh Yustiani, Amalia, dan  Wulandari (2010). Yustiani dalam skripsinya mengembangkan instrumen evaluasi keterampilan problem solving untuk materi pokok kelarutan dan hasil kelarutan, Amalia mengembangkan instrumen evaluasi keterampilan problem solving untuk materi pokok hidrolisis garam, sedangkan Wulandari mengembangkan instrumen evaluasi keterampilan problem solving untuk materi pokok larutan penyangga. Hasil dari penelitian tersebut ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan tes keterampilan problem solving dan lebih memilih tes yang biasa diberikan. Hal ini dapat dimaklumi karena semua siswa tidak dibiasakan mengerjakan tes keterampilan problem solving ini. Kelemahan dari penelitian tersebut adalah pengujian insrumen penelitian hanya dilakukan satu kali sehingga revisi yang dilakukan lebih terbatas.
Sejauh ini penelitian mengenai instrumen evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan problem solving untuk siswa RSBI belum terlalu banyak dikembangkan. Oleh sebab itu, maka dirasa penting dan perlu untuk dilakukan penelitian mengenai pengembangan tes keterampilan problem solving untuk siswa RSBI.
Salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang dapat diajarkan melalui metode problem solving adalah stoikiometri larutan. Dalam pokok bahasan ini, banyak sekali konsep, perhitungan, serta penerapannya dalam kehidupan, sehingga dalam instrumen evaluasinya, dapat digunakan soal-soal berbasis masalah yang lazim terjadi dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hal-hal di atas, telah dikembangkan instrumen evaluasi yang dapat mengukur keterampilan problem solving untuk siswa RSBI pada pokok bahasan stoikiometri larutan, yang meliputi perancangan instrumen evaluasi serta penelitian yang mengarah pada keberfungsian instrumen evaluasi yang dikembangkan.
Permasalahan utama yang muncul adalah “Apakah tes keterampilan problem solving pada pokok bahasan stoikiometri larutan yang dikembangkan untuk siswa SMA RSBI, telah memenuhi kriteria tes yang baik?”.
Tujuan umum dari kajian ini adalah untuk mengembangkan suatu tes yang dapat mengukur keterampilan problem solving siswa pada materi pokok stoikiometri larutan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk: (1) mengetahui validitas isi dan validitas empiris dari tes keterampilan problem solving yang dikembangkan (2) mengetahui reliabilitas dari tes keterampilan problem solving yang dikembangkan, (3) mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal pada tes keterampilan problem solving yang dikembangkan, dan (4) untuk mengetahui respon siswa terhadap tes keterampilan problem solving yang dikembangkan.
Download intsrumen soalnya

No comments:

Post a Comment