Thursday, August 1, 2013

Pesanku untukmu

Kita berjalan di padang pasir tanpa pernah tahu akhirnya
Kita menatap samar-samar karena butiran debu yang berpencar
Kau, yang pernah berdiri di halaman rumah hati
Kau, yang pernah mengetuk pintunya dengan santun
Aku keluar, menghampiri, dan menyapa
Maaf, karena aku telah membuka pintu
Maaf, karena aku yang sering salah mengambil sikap
Maaf, karena ketidakdewasaanku dalam menentukan keputusan
Aku kemudian masuk, menutup pintu dengan kencang, dan menguncinya ganda
Agar kau tak lagi mengetuknya
Agar kau tak dapat membukanya
Dibalik jendela aku akan tersenyum
Saat melihat engkau bahagia bersamanya.

No comments:

Post a Comment