Monday, February 20, 2017

Biaya parkir Rp.50.000

Halo blogger,

Sekarang saya mau menceritakan kejadian yang luar biasa penuh dengan hikmah. Mudah-mudahan bisa diambil pelajarannya ya. Ini bukan pelajaran kimia, melainkan pelajaran kehidupan.

Hari itu hari sabtu 18 Februari 2017. Saya berencana menghadiri acara makrab (malam keakraban) di Pajajaran Hotel Suites. Sebenernya berat juga sih menghadiri acara ini, karena diadakan pada malam hari dari pukul 18.30-selesai.

Sore itu setelah pulang promosi di SMAN 1 Tamansari, saya pulang ke rumah terlebih dahulu. Kemudian saya mandi, sholat maghrib dan langsung berangkat ke lokasi makrab. Ini adalah kali pertama saya mengikuti acara makrab. Untuk memastikan lokasi, maka saya gunakan google maps. Ternyata lokasinya ada di seberang Lemon Grass.

Sesampainya di Hotel, saya kemudian diberi kartu parkir dan parkir di tempat yang telah disediakan. Dalam perjalanan ke tempat parkir saya bertemu dengan Pak Cecep.

"Pak", sapa saya.
"Eh Pa Fathur, saya tunggu di sini ya", jawab Pa Cecep.

Saya pun kemudian ke tempat parkir menyimpan kendaraan kemudian menemui Pak Cecep. Kami pun akhirnya ke tempat acara makrab. Sesampainya di sana, adzan sudah mulai berkumandang. Kami tadinya ingin sholat Isya terlebih dahulu, tapi ternyata saya diminta mimpin doa. Ya sudah akhirnya saya memimpin doa untuk keberkahan acara ini. Setelah itu ada sambutan dari dekan. Kami berpikir akan sholat Isya setelah sambutan bu dekan. Ternyata eh ternyata bu dekan menyumbangkan beberapa lagu dan dosennya pun di ajak naik ke atas panggung. Pikir saya, "wah makin telat aja nih sholatnya". Ya sudah lah ikuti saja dulu, gak enak kalau keluar duluan.

Wuah, akhirnya bisa sholat isya juga. Setelah itu makan dan menikmati performance dari calon wisudawan. Ternyata kebanyakan ngambil makanannya, jadi nyisa deh. Lalu saya mencoba es doger. Hmmh, rasanya lumayan enak.

Oke waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Sudah saatnya saya pulang, meskipun acara belum selesai. Saya bersama pak cecep pergi ke tempat parkiran. Pak Cecep kemudian duluan pulang. Saya agak lama karena apa coba? Karena kartu parkir saya enggak ada. Aduuh, kemana nih. Kemudian saya coba cari lagi, sambil menelusuri jalan ke tempat acara. Hasilnya 0. Kartu tidak ditemukan. Ya sudah akhirnya saya bayar aja denda kartu Rp. 50.000. Plus dikasih gatel-gatel nih  badan karena keringetan nyari-nyari kartu parkir. Mungkin ini akibat dari dosa menunda-nunda sholat. Lain kali tidak boleh terulang lagi. Ok fix.

Saya menyesal ya Alloh, ampuni dosa saya ya.
Astagfirullohal 'adzhim.

Friday, February 17, 2017

Kajian Ma’rifatulloh 9 Februari 2017 Oleh Ustadz Mulyadi (Materi : Al-Ghafur)

            Assalamu alaikum Wr. Wb.
            Bagaimana kabarnya? Dah lama nih saya gak posting di blog ini. Mudah-mudahan kita menjadi orang yang sehat dan senantiasa bertaubat. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan apa yang disampaikan oleh ustadz mulyadi pada kajian ma’rifatullah tanggal 9 Februari 2017. Kemana Aa Gym yang biasa mengisi kajian? Jawabnya adalah karena beliau sedang menjalankan ibadah umroh. Jadi pak ustadz mulyadi menggantikan beliau untuk mengisi kajian ma’rifatulloh.
Pada kajian ini, pak ustadz mulyadi berceramah dengan tema Al-Ghafur. Al-Ghafur artinya Alloh yang Maha Pengampun. Pak ustadz menjelaskan bahwa hati manusia itu seperti kaca dan dosa-dosa itu ibarat debu yang mengotori kaca tersebut. Saya jadi teringat perkataan Aa Gym yang menyatakan bahwa hidup kita ibarat berada di dalam mobil jika kaca mobil kotor maka yang kita lakukan bukanlah terus maju tapi bersihkan dulu kaca kotornya baru jalan supaya tidak celaka. Begitu pula dalam kehidupan kita, sebenarnya petunjuk Alloh itu bertebaran di muka bumi, namun hal itu tidak akan terlihat jika hati kita kotor. Oleh karena itu perbanyaklah beristighfar meminta ampunan kepada Alloh SWT.
Bagian yang menarik pada kajian kali ini adalah ketika beliau bercerita tentang kisah Syekh Imam Ahmad bin Hanbal atau yang biasa kita kenal dengan madzhab Hanbali. Ceritanya begini.
Suatu hari, hati Syekh Imam Ahmad bin Hanbal entah bagaimana berkeinginan untuk pergi ke Bashra di Syam (Sekarang Syria), padahal ia tidak ada keperluan sedikitpun di sana. Syekh tinggal di Baghdad, Irak. Jika kita melihat kedua lokasi ini, maka kita tau bahwa Bashra merupakan suatu tempat yang jauh dari tempat tinggal Syekh. Kemudian berangkatlah Imam Hanbali ini ke Bashra dengan menggunakan unta. Sesampainya di sana, beliau bingung mau kemana. Akhirnya beliau mencari masjid untuk beristirahat. Lalu beliau pun tidur di sana. Belum lama ia tidur, ada pengurus masjid yang mendatanginya. Ia tidak mengetahui bahwa orang yang tidur itu adalah seorang ulama. Pengurus masjid meminta Imam Hanbal untuk tidak tidur di dalam masjid. Kemudian Imam Hanbal pun mengikuti permintaan pengurus masjid itu untuk tidak tidur di masjid. Di depan masjid ada tukang roti yang melihat kejadian ini. Kemudian tukang roti itu pun mendatangi Imam Hanbal dan mengajaknya untuk istirahat di tempatnya. Di tempat tukang roti, sambil tidur-tiduran Syekh Imam Hanbal mengamati tukang roti ini. Ia tertarik terhadap apa yang dilakukan oleh tukang roti itu. Ia mendengar kalimat istighfar yang keluar dari mulut tukang roti itu meskipun ia sedang bekerja membuat dan menjual roti. Kemudian terjadi dialog diantara mereka.
“Sudah berapa lama bapak beristighfar di setiap aktivitas seperti ini?” tanya Syekh.
“Alhamdulillah, semenjak saya mulai berbisnis roti, ada mungkin sekitar 30 tahun.” Jawab tukang roti.
Subhanalloh.
“Lalu, apa yang engkau dapatkan setelah membaca istighfar terus menerus selama 30 tahun?” tanya Syekh lagi penasaran.
“Tidak pernah ada yang aku minta kecuali Alloh kabulkan, doa saya Alhamdulillah selalu di ijabah, kecuali satu saja yang belum Alloh kabulkan” jawab tukang roti.
“Apa hal yang belum Alloh kabulkan itu?” tanya syekh lagi penasaran.
“Saya meminta untuk dipertemukan dengan ulama besar Syekh Imam Ahmad bin Hanbal”, jawab tukang roti.
Subhanalloh. Jadi itulah alasan mengapa Syekh Imam Hanbal jauh-jauh dari Baghdad ke Bashra, ternyata hanya untuk mengijabah doa tukang roti itu yang setiap aktivitasnya beristighfar.
Saya jadi teringat firman Alloh SWT dalam QS. Nuh ayat 10-12, yang artinya: (10) maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, (11) niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, (12) dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Maha Benar Alloh dengan segala firmannya.
Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang bisa beristighfar dalam setiap aktivitas. Mari sama-sama kita komitmen ya terhadap diri kita masing-masing. Sebenarnya isi ceramahnya masih banyak yang menarik. Untuk lebih lengkapnya silakan download saja ya video ceramahnya di youtube. Search aja ya, kata kuncinya : Kajian Ma’rifatulloh 9 Februari 2017. Semoga berhasil. Sekian dulu ya.

            Wassalamu alaikum Wr. Wb.